TAHAP MENGUNGKAPKAN FAKTA DIRI
Puisi pada tahap ini, biasanya lahir berdasarkan observasi
pada sekitar diri sendiri, terutama pada faktor fisik.
Contohnya:
Lelaki ganteng
kau memang ganteng
berkulit legam bukan berarti hitam
berambut ikal bukan berarti
tak bisa diluruskan
bisa, walau tak terlalu lama
2. TAHAP MENGUNGKAPKAN RASA DIRI
Pada tahap ini akan lahir puisi yang mampu mengungkapkan
rasa atau perasaan diri sendiri atas obyek yang bersinggungan
atau berinteraksi. Perasaan yang terungkap bisa berupa sedih,
senang, benci, cinta, patah hati, dan lain-lain, misalnya
Contohnya:
Mejaku sayang
kakimu menghunjam,
luruh rapuh termakan usia,
takmampu kuganti yang baru,
ribuan puisi telah lahir dari dadamu
ku kan selalu sayang pada mu, sahabatku
3. TAHAP MENGUNGKAPKAN FAKTA OBYEK LAIN
Pada tahap ini puisi dilahirkan berdasarkan fakta-fakta di luar
diri dan dituliskan begitu saja apa adanya, tanpa tambahan kata
bersayap atau metafora, misalnya tatkala melihat meja,
kemudian muncul gagasan untuk menulis puisi :
4. TAHAP MENGUNGKAPKAN RASA OBYEK LAIN
Pada tahap ini penulis puisi mencoba berusaha mengungkapkan
perasaan suatu obyek, baik perasaan orang lain maupun benda-
benda di sekitarnya yang seolah-olah menjelma menjadi manusia.
Misalnya tatkala melihat orang muda bersandar di bawah pohon
rindang,
5. TAHAP MENGUNGKAPKAN KEHADIRAN YANG BELUM HADIR
Pada tahap ini puisi sudah merupakan hasil kristalisasi yang
sangat mendalam atas segala fakta, rasa dan analisa menuju
jangkauan yang bersifat lintas ruang dan waktu,
menuju kejadian di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar